Saturday, March 10, 2007

Life

Semalam, saat pulang kerja, dan tanpa sengaja aku naik sebuah bus yang kondekturnya seorang anak kecil yang mungkin perkiraanku baru berusia 12 tahunan. Dengan baju dekil dan lusuh, muka kelelahan, topi di kepala, dia berteriak-teriak mencari penumpang bus. Ini bukan pertama kalinya aku melihat hal ini, seorang anak kecil harus bekerja menjadi kondektur.
Setelah aku masuk kedalam bus yang kosong itu, hanya ada aku dan dua orang penumpang yang lain. Yang satu seorang anak perempuan yang berusia kurang lebih 10 tahun atau mungkin sebaya dengan kondektur kecil, dan masing-masing duduk dengan kursi terpisah. Aku mengambil posisi duduk dibelakang sopir karena aku hanya menempuh jarak yang tidak terlalu jauh. Saat bus berjalan si kondektur kecil ini masuk ke dalam bus untuk memungut ongkos penumpang.
Awalnya aku tidak terlalu memperhatikan keadaan di dalam bus, tapi tanpa sengaja aku melihat ternyata ada seorang wanita yang duduk di kursi depan disamping sopir. Duduk dengan santainya dan menaruh kakinya sambil memangku seorang anak perempuan yang berusia kurang lebih 1,5 tahun. Sang ibu juga mengenakan setelan pakaian tidur yang lusuh dan dekil, rambut yang diikat tidak rapi, kaki yang kotor dan tidak menggunakan alas.
Tanpa sengaja, aku memperhatikan anak perempuan yang duduk sendiri dikursi yang belakang. Berkulit kuning bersih, rambut rapi, dipotong pendek seperti model rambut pria dan mengenakan baju daster yang besar dan panjang sampai semata kaki. Wajahnya cukup manis menurutku. Tapi pandangan matanya sayu dan mukanya agak lesu, tidak berani memandang orang lain dan melihat keluar jendela, seakan-akan berusaha menyembunyikan dirinya dari pandanganku.
Lalu terangkai dalam pikiranku, mereka semua adalah keluarga. Sopir bus adalah sang ayah, sedangkan wanita yang duduk disampingnya dan memangku anak adalah ibu dan anak yang paling kecil, si kondektur kecil ini pasti anak yang paling tua dan anak perempuan yang memakai daster adalah adik perempuannya yang pertama, karena tidak mungkin seorang anak perempuan seperti dia ada di dalam bus dengan menggunakan daster saat waktu mendekati pukul 9 malam.
Tidak berapa lama kemudian, tampak si ibu membaringkan anaknya di kursi bus yang tidak nyaman itu, ditambah udara yang panas dan lembab karena cuaca akan turun hujan. Anak kecil itu menangis. Lalu si ibu mengangkat anaknya dan mendudukkannya, tapi anak ini tidak berhenti menangis. Ibu itu mengangkat tangannya dan membalikkan telapak tangannya menghadap ke depan, seperti mau memukul.
Aku menjadi kaget, apa mungkin ibu ini akan memukul anaknya yang masih kecil ini karena dia menangis. Ternyata anak sekecil itu mengerti apa arti sikap ibunya yang mengangkat tangan dan mau memukulnya. Tiba-tiba tangisnya agak reda dan tersedu-sedu seperti berusaha menahan tangisnya. Kulihat lagi ke si kondektur kecil yang sudah sibuk lagi berteriak mencari penumpang di pintu bus, dan anak perempuan satu lagi tampak acuh tak acuh dengan tangisan anak kecil itu sambil memandang keluar jendela, sedangkan si ayah sibuk mengemudikan bus.

Ada rasa perih yang terlintas di dalam hatiku, melihat kejadian ini. Sedih melihat keadaan mereka, walaupun mereka beruntung masih bisa hidup dengan keadaan yang sangat sederhana. Tapi mengapa anak-anak yang tak berdosa dan lahir ke dunia bukanlah atas keinginan mereka dalam masa kanak-kanak sudah dipaksa untuk mengerti kesulitan dalam hidup.
Lalu bercermin dengan diriku sendiri, aku lebih beruntung dari mereka, ada masa kanak-kanak yang terlewati dengan kegembiraan dan semua kebutuhan, keinginan bisa dipenuhi oleh orang tua dengan cukup bahkan lebih. Aku hanya bisa berdoa padaNya supaya anak-anak ini selalu dipelihara dan dilindungi dalam Kasih.

2 Comments:

Blogger nie said...

well, this is the reality of life :) Kadang ngelihatnya miris, tapi Tuhan pasti merasa lbh miris melihat manusia ciptaanNya menderita begitu. Namun kadang manusianya aja yg bebal banget, ga mau nurut, ya gak?

met weekend yah! GBu!

Saturday, March 10, 2007 8:48:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Dulu, kalau gue melihat anak-anak kecil di bawah jembatan, Gue sering bertanya, Kok Tuhan tidak adil pada mereka?
siapa yang bisa membantu mereka?mungkin juga saudar-saudara mereka sama seperti mereka. Jadi bagaimana mungkin nasib mereka bisa berubah?
Dan ternyata jawabannya sebenarnya tidak jauh dari kita. Disinilah, Tuhan ingin melihat bagaimana manusia saling menolong dan mengasihi. ^_^

Ferly

Tuesday, March 13, 2007 7:51:00 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home